Wednesday, June 25, 2014

Masalah Ekonomi Korea?



    Perekonomian Korea Selatan sejak tahun 1960-an telah mencatat rekor perkembangan yang luar biasa. Perkembangan ini terutama ditentukan lewat integrasi negara ini kepada perekonomian dunia yang modern dan berteknologi tinggi. Saat ini pendapatan perkapita Korea Selatan telah setara dengan pendapatan negara-negara Uni Eropa.
     Selama kurun waktu 1980-an, Korea Selatan mengadopsi sistem kedekatan antara sektor pemerintahan dan bisnis yang termasuk juga kredit yang terarah, pembatasan impor, dan pensponsoran industri-industri khusus. Pemerintah Korea Selatan mendorong impor bahan-bahan baku mentah dan teknologi dengan mengorbankan barang konsumtif serta mendorong masyarakat untuk menabung dan melakukan investasi.
     Namun demikian, seiring dengan gelombang krisis ekonomi yang melanda Asia, Korea Selatan tidak terkecualikan sebagai salah satu negara yang terkena krisis. Rasio hutang yang tinggi, pinjaman yang tinggi, serta ketidakdisiplinan sektor ekonomi telah menjatuhkan perekonomian Korea Selatan pada tahun 1998. 

   Setelah empat tahun berada dalam pengobatan yang dilakukan oleh IMF, perlahan perekonomian Korea Selatan meningkat kembali secara gradual. Dituntun oleh pengeluaran konsumsi serta peningkatan ekspor yang signifikan, pada tahun 2002 Korea Selatan mencatat perkembangan perekonomian yang ditandakan oleh peningkatan GDP sebesar 7 persen yang juga menandakan kelulusannya dari program dan pengawasan IMF. Korea Selatan telah membayar kembali sisa pinjamannya sebesar US$ 19,5 milyar, dua tahun lebih cepat dari perkiraan semula. Antara tahun 2003 – 2005, pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4 persen.
     Secara umum, perekonomian Korea Selatan lewat ditandai lewat tingkat Inflasi yang moderat, tingkat pengangguran yang rendah, surplus dari ekspor, dan pendistribusian pendapatan yang merata. Semua ini menandakan solidnya perekonomian Korea Selatan.

     Tingkat pengangguran Korea Selatan sedikit mengalami kenaikan di bulan April lalu dengan jumlah untuk lapangan pekerjaan baru jatuh selama dua bulan berturut-turut, berdasarkan data yang dirilis pemerintah Seoul Rabu pagi. Tingkat pengangguran berdasarkan penyesuaian musiman naik sebesar 3,7 persen, dibandingkan dengan 3,5 persen pada Maret.
   

    Jumlah pekerjaan baru yang tercipta sebesar 581.000 dari tahun lalu, dibandingkan dengan kenaikan 835.000 pada bulan Februari dan Maret  Meskipun perlambatan dalam penciptaan lapangan kerja, pejabat senior Statistik Korea Kong Mi - Suk mengatakan fakta bahwa pertumbuhan pekerjaan baru yang masih berada di sekitar setengah juta adalah tanda-tanda yang "positif".sebesar 649.000.Rata-rata bulanan dari pekerjaan yang baru dibuat tahun lalu adalah 386.000. Bisnis grosir dan ritel adalah pencipta lapangan pekerjaan utama pada bulan April lalu, mempekerjakan lebih dari 182.000 orang dari tahun sebelumnya.
     Tapi pasar lapangan kerja bagi para pencari kerja muda tetap mengalami kesulitan.
Tingkat pengangguran berusia 15-29 tahun mencapai 10 persen pada April, naik dari 9,9 pada bulan Maret dan 8,4 persen dari tahun sebelumnya.