ABSTRAK
This research aimed to know the effect of makroeconomic conditions such as inflation rate, SBI rate, and economic growth towards Rupiah exchange rate. Types of research used in descriptive research with quantitative approach. The sample was based on three monthly time series data from 2003-2012used full sampling method which is consist of 40 samples. This research was conducted in Bank Indonesia since it has the only purpose that is achieving and maintaining value stabilitation of Rupiah. This research used multiple linear regression method. According to the result of simultaneous test (F test), indicating that inflation rate, SBI rate, and economic growth has significant effect on Rupiah exchange rate simultaneously. While the partial test results (t test), indicates that inflation rate and SBI rate significantly effect on Rupiah exchange rate. The other result, economic growth showed insignificant effect on Rupiah exchange rate partially.
Key words: Inflation Rate, SBI Rate, Economic Growth, Rupiah Exchange Rate
Key words: Inflation Rate, SBI Rate, Economic Growth, Rupiah Exchange Rate
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi makroekonomi yang meliputi tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi terhadap nilai tukar Rupiah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan sampel berdasarkan data time series triwulan periode 2003-2012 dengan menggunakan metode sampling jenuh, yaitu sebanyak 40 sampel. Penelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia karena Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil uji simultan (uji F), menunjukkan bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar Rupiah. Sedangkan hasil uji parsial (uji t), menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar Rupiah. Sebaliknya, variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar Rupiah.
Kata Kunci : tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional melibatkan suatu negara dengan negara yang lain dan menjadikan negara-negara di dunia menjadi lebih terikat. Oleh karena itu, interaksi dengan dunia luar negeri merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh negara manapun, termasuk Indonesia. Guna memperlancar transaksi perdagangan internasional, penggunaan uang dalam perekonomian terbuka tersebut ditetapkan dengan menggunakan mata uang yang telah disepakati. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai tukar mata uang yang timbul karena adanya ketidakpastian nilai tukar itu sendiri.
Perubahan nilai tukar ini berpengaruh langsung terhadap perkembangan harga barang dan jasa di dalam negeri. “Ketidakstabilan kurs akan mempengaruhi arus modal atau investasi dan perdagangan internasional” (Ulfia dan Aliasaddin, 2011). Adanya perubahan nilai tukar mata uang juga berdampak pada apresiasi dan depresiasi mata uang. “Apresiasi merupakan kenaikan nilai tukar negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain” (Berlianta, 2005:9). Sedangkan depresiasi mata uang menurut Berlianta (2005:8) adalah penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain. Mata uang yang digunakan sebagai pembanding dalam tukar menukar mata uang adalah Dollar Amerika Serikat (US Dollar) karena Dollar Amerika merupakan salah satu mata uang yang kuat dan merupakan mata uang acuan bagi sebagian besar negara berkembang. Selain itu, Amerika Serikat merupakan partner dagang dominan di Indonesia sehingga ketika Rupiah terhadap Dollar AS tidak stabil, maka akan mengganggu perdagangan yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi karena perdagangan dinilai dengan Dollar. Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar AS dipengaruhi oleh banyak faktor.Beberapa diantaranya adalah kondisi makro ekonomi suatu negara. Kondisi makro ekonomi yang digunakan sebagai variabel bebas dalam mempengaruhi perubahan nilai tukar Rupiah adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan pertumbuhan ekonomi.
Inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang memiliki hubungan erat dengan nilai tukar. “Inflasi adalah kenaikan harga barangbarang yang bersifat umum dan terus-menerus” (Rahardja dan Manurung, 2008:165). Sehingga perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional. Samuelson dan Nordhaus (2004) dan Madura (2006) dalam Manajemen Keuangan Internasional juga menyebutkan bahwa inflasi merupakan faktor penentu dalam perubahan nilai tukar. Oleh karena itu, tingkat inflasi dipilih sebagai variabel bebas utama dalam mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Indikator makro ekonomi lain yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah adalah tingkat suku bunga SBI.
Fluktuasi nilai tukar yang berimplikasi pada perubahan tingkat inflasi pada akhirnya mengakibatkan pula kenaikkan dan penurunan suku bunga domestik. Melalui Bank Indonesia yang memiliki kebijakan dalam mengontrol suku bunga, diharapkan dapat menciptakan stabilisasi nilai Rupiah. Hal ini karena, perubahan tingkat suku bunga akan memberikan pengaruh terhadap aliran dana suatu negara sehingga akan mempengaruhi pula permintaan maupun penawaran nilai tukar mata uang. Selain itu, kondisi lain yang dapat menyebabkan perubahan nilai tukar Rupiah juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendapatanper kapita yang biasanya diukur menggunakan data produk domestik bruto (Gross Domestic BrutoGDP) yang juga merupakan tolok ukur dalam mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan sumber utama dalam upaya meningkatkan standar hidup masyarakat. Nanga (2005:273) mengungkapkan bahwa kemampuan suatu negara untuk meningkatkan standar hidup penduduknya sangat bergantung dan ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model regresi linear berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas, yaitu tingkat inflasi (X1), tingkat suku bunga SBI (X2), dan pertumbuhan ekonomi (X3) terhadap variabel terikat yaitu nilai tukar Rupiah (Y). Hasil perhitungan koefisien regresi dengan menggunakan program SPSS 19.0didapat model regresi sebagai berikut: Berdasarkan pada Tabel 1 didapatkan persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 4,082 + 0,103 X1 – 0,194 X2 – 0,040 X3 Konstanta pada persamaan tersebut menunjukkan a=4,082 yang berarti bahwa apabila tidak terdapat perubahan variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi (X1 = X2 = X3 = tetap), maka nilai tukar Rupiah akan meningkat sebesar 4,082 poin dalam satu bulan tanpa adanya pengaruh dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi. Tabel 2. K
Selain itu, pada pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,42 atau 42%. Artinya, 42% perubahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan sisanya sebesar 58% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. Persentase koefisien determinasi dapat dikatakan lemah karena kurang dari 50%. Hal ini dikarenakan perubahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh banyak faktor yang komplek, dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (global).
Hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap nilai tukar Rupiah. Berdasarkan hasil uji F, didapatkan nilai sig. sebesar 0,000 atau kurang dari taraf signifikan yang disyaratkan (0,000< 0,05). Hal ini terbukti hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi terhadap nilai tukar Rupiah secara simultan dapat diterima.
Tingkat inflasi secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai tukar Rupiah. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien X1sebesar 0,103 dengan taraf signifikan 0,000 kurang dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu 0,05. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t), hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi terhadap nilai tukar Rupiah secara parsial dapat diterima. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat inflasi di Indonesia maka akan mengakibatkan nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi terhadap Dollar AS yang sesuai juga dengan penelitian Rusdiana (2011), Handoko (2010), dan Widiastuti (2011) bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar. Tingginya angka inflasi yang terjadi pada tahun 2005, karena dipicu oleh harga minyak dunia yang melambung tinggi sehingga harga BBM dalam negeri juga mengalami kenaikan, merupakan salah satu contoh yang menyebabkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS mengalami depresiasi.
Teori purchasing power parity (PPP) menyatakan bahwa perubahan nilai tukar akanmenyesuaikan dengan besaran perbedaan tingkat inflasi di antara dua negara karena pola perdagangan internasional dan nilai tukar akan berubah sesuai dengan inflasi pada negara tersebut. Laju inflasi domestik yang lebih besar dibandingkan laju inflasi luar negeri dapat mengakibatkan nilai tukar domestik terdepresiasi. Hal ini akan menyebabkan harga barang-barang dan jasa-jasa domestik mengalami peningkatan, sehingga dapat memicu daya beli konsumen terhadap produk-produk dalam negeri akan sama ketika membeli produk-produk luar negeri. Berdasarkan teori PPP tersebut, dapat diketahui bahwa tingginya tingkat inflasi akan menyebabkan melemahnya pula nilai tukar mata uang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi terhadap nilai tukar Rupiah periode Januari 2003 sampai Desember 2012 dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, dapat diketahui variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh sebesar 42% terhadap perubahan nilai tukar Rupiah. yangditunjukkan oleh hasil pengujian koefisien determinasi (R2). Sedangkan sisanya sebesar 0,58 atau 58% perubahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Melalui pengujian Uji F (simultan), menunjukkan bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh simultan (bersama-sama) terhadap nilai tukar Rupiah. Berdasarkan pengujian hipotesis uji t (parsial), dapat diketahui bahwa variabel tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI, keduanya berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar Rupiah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai tukar Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA
Berlianta, Heli Chrisma. 2005. Mengenal Valuta Asing. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, dan Richard Startz. 2004. Makroekonomi. Jakarta: PT Media Global Edukasi Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara Gujarati, N Damodar. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta: Erlangga Handoko, Aris. 2010. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Ekspor Bersih dan Pertumbuhan GDP Riil terhadap Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat pada tahun 2006- 2008. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan Joesoef, Jose Rizal. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.Jakarta : Salemba Empat. Madura, Jeff. 2006. International Corporate Finance. Keuangan Perusahaan Internasional.Edisi 8.Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Mankiw, N Gregory. 2006. Principles of Economics. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi, Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan. Edisi 8.Buku 2. Jakarta: Salemba Empat Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung: PT. Refika Aditama Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi, Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.