Monday, November 14, 2016

PERSEPSI ETIS PELAKU AKUNTANSI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA BERDASARKAN PROFESI




ABSTRACTS

Managerial discretions in accounting and presures from stakeholders encourage earnings management. Such a practice creates ethical problems in business. The purpose of this study is to observe ethical perceptions in earnings management from acountants, both academics and profesional accountants, and ethical perceptions based on gender. Earnings management is classified into manipulation in accounting activity and in operational decision making. This study covers 156 subjects consists of 65 professional accountants from three public accountant firms and five companies and 91 academics from two universities in Central Java. Seven questions/cases adopted from Merchant (1989) and Fischer dan Rosenzweig (1995) were introduced to subjects and subjects were asked to assess whether it was ethical or not on a scale of 5 where 1 indicates the most ethical and 5 indicates the most unethical. The findings show that academics see manipulation in operational decision making as less ethical compared to practitioners while practitioners see manipulation in accounting as less ethical. Furthermore, practitioners see manipulation in operational decision as more ethical than manipulation in accounting while for academics there is no significant differences. Finally, there is not any significant difference on the ethical perception between female and male.
Keywords: ethical perception, earnings management, accounting manipulation, operational decision manipulation, gender.



PENDAHULUAN


Manajemen laba merupakan bentuk intervensi manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Intervensi yang dilakukan melalui manipulasi terhadap angka-angka akuntansi yang dilaporkan memunculkan berbagai skandal akuntansi, seperti pada kasus transaksi off-balance sheet Enron Energy tahun 2000, kasus peningkatan pendapatan Xerox tahun 1997-2000 dan sebagainya. Di Indonesia, hal ini pun pernah menjadi isu, seperti antara lain pada kasus mark up laba Kimia Farma tahun 2001 dan kasus pembukuan ganda Lippo Bank tahun 2002.
Pada kenyataannya terdapat pandangan yang berbeda-beda terhadap praktik manajemen laba dan hal ini menimbulkan dilema etis. Pada satu sisi, manajemen laba dipandang sebagai suatu tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena dengan adanya manajemen laba infomasi yang diberikan tidak sepenuhnya mencerminkan keadaan perusahaan dan mengaburkan nilai perusahaan sesungguhnya. Tindakan tersebut dapat menyebabkan stakeholders keliru dalam mengambil keputusan. Pada sisi yang lain, manajemen laba dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan merupakan tindakan rasional untuk memanfaatkan fleksibilitas dalam ketentuan untuk pelaporan keuangan.

Persepsi yang berbeda terhadap persoalan-persoalan etis dapat terjadi karena perbedaan profesi (Diantaranya Rahmawati dan Sulardi 2003, Elias 2002; Cole dan Smith 1996; Fischer dan Rosenzweig 1995), jenis kelamin (Diantaranya Rueger dan King 1992; Sikula dan Costa 1994; Tsalikis dan Ortiz-Buonafina 1990; Betz, O’Connell; Shepard 1989), karakteristik personal (Misalya Arlow 1991), keyakinan (Misalnya Pomeranz 2004), budaya (Misalnya Spain dkk. 2002) dan sebagainya.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi etis para pelaku akuntansi terhadap persoalan-persoalan etis khususnya yang terkait dengan praktik manajemen laba. Pelaku akuntansi adalah pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan. Memahami persepsi pelaku akuntansi terhadap manajemen laba diharapkan dapat memberi gambaran mengenai perilaku mereka dalam penyusunan laporan keuangan. Lebih lanjut, pelaku akuntansi dipilah menjadi akademisi dan praktisi akuntansi untuk melihat kesenjangan yang ada antara dunia akademis sebagai penghasil calon akuntan dan dunia praktis. Penelitian ini juga memilah persepsi etis pelaku akuntansi berdasar jender untuk melihat kemungkinan perbedaan persepsi antara perempuan dan laki-laki.

Dengan demikian, pertanyaan penelitian yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat perbedaan persepsi etis terhadap manajemen laba (1) antara akademisi dan praktisi akuntansi dan (2) antara laki-laki dan perempuan. Persepsi para pelaku akuntansi tersebut ditinjau dari praktik manajemen laba yang dilakukan melalui manipulasi keputusan operasi dan manipulasi akuntansi.

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan pemahaman etika terhadap praktik manajemen laba antara akademisi dan praktisi akuntansi dan antara perempuan dan laki-laki. Temuan yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pengembangan pengajaran etika maupun akuntansi.



METODE PENELITIAN


Sampel dalam penelitian ini terdiri dari praktisi akuntansi, dosen dan mahasiswa akuntansi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode covenience sampling dimana pemilihan sampel didasarkan pada kemudahan sehingga dapat dipilih sampel yang paling cepat dan mudah. Praktisi akuntansi terdiri dari para akuntan publik maupun manajer akuntansi yang diambil dari tiga kantor akuntan publik dan lima perusahaan di Jakarta dan Semarang. Sampel akademisi terdiri dari dosen dan mahasiwa akuntansi semester tujuh atau lebih. Mahasiswa semester akhir dipilih sebagai responden karena pada umumnya mahasiswa tersebut telah menempuh sebagian besar beban studinya sehingga diharapkan mampu memahami situasi yang digambarkan dalam kuisioner serta memberikan pendapatnya. Responden dosen dan mahasiswa akuntansi diambil dari dua perguruan tinggi di Jawa Tengah.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan persepsi antara praktisi dan akademisi serta perbedaan persepsi atas manipulasi melalui keputusan operasi dan manipulasi akuntansi digunakan alat uji Mann-Whitney.

Sebelum uji Mann-Whitney, lebih dahulu dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Pada studi ini reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Cronbach's alpha yang bernilai 0,77 (lebih besar dari 0,60) dan validitas diukur dengan teknik corrected item to total correlation. Skor komponen pertanyaan yang korelasinya dengan skor total bernilai kurang dari 0,60 tidak disertakan dalam pengujian selanjutnya.



HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1 menunjukkan skor rerata yang mencerminkan persepsi etis akademisi terhadap manajemen laba, manipulasi keputusan operasi, dan manipulasi akuntansi. Hasil uji MannWhitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata skor persepsi etis akademisi dan praktisi, baik terhadap manajemen laba yang dilakukan melalui keputusan operasional maupun yang dilakukan melalui manipulasi akuntansi. Hal ini menunjukkan kecenderungan akademisi memandang manajemen laba lebih etis dibanding praktisi. Sebaliknya, akademisi cenderung menganggap manipulasi akuntansi lebih etis dibanding manipulasi keputusan operasi. Sebaliknya, praktisi cenderung menilai manipulasi keputusan operasi lebih etis dibanding manipulasi akuntansi. Hal ini searah dengan penelitian Cole dan Smith (1996) yang menemukan kesenjangan persepsi etis antara pelajar dengan pelaku bisnis.

Tabel 1. Skor Persepsi Etis Akademisi dan Praktisi Akuntansi terhadap Manajemen Laba

Tipe manipulasi                     Rerata skor akademisi  Rerata skor praktisi  p-value    H0
Manajemen laba                            2,5174                                    2,6532                         0,000      ditolak
Manipulasi keputusan operasi  2,5531                                    2,2808                         0,046     ditolak
Manipulasi akuntansi                   2,4817                                    3,0256                         0,000     ditolak
*Nilai persepsi etis diukur pada skala 1-5. Semakin tinggi skor menunjuk pada penilaian yang semakin tidak etis atas kondisi yang diberikan.



SIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi etis para pelaku akuntansi (praktisi dan akademisi) terhadap praktik manajemen laba. Secara keseluruhan, akademisi memandang manajemen laba lebih etis dibanding praktisi. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat lingkungan akademik yang pada umumnya dianggap mempunyai nilai idealisme yang relatif lebih tinggi ternyata menunjukkan indikasi yang sebaliknya. Tinjauan yang lebih dalam untuk akademisi mengindikasikan subyek mahasiswa cenderung lebih bisa menerima manipulasi akuntansi dibanding dosen. Dengan demikian pemahaman etika bisnis dan profesi untuk mahasiswa perlu ditingkatkan melalui pengembangan kurikulum dengan memberi muatan etika pada mata kuliah-mata kuliah selain mata kuliah etika maupun forum-forum diskusi, seminar, maupun peningkatan efektivitas pengajaran.

Dalam studi ini, ditemukan adanya perbedaan nyata antara rerata skor persepsi etis praktisi terhadap manajemen laba yang dilakukan melalui keputusan operasi dan yang dilakukan melalui manipulasi akuntansi. Artinya, praktisi akuntansi lebih bisa menerima manajemen laba melalui manipulasi keputusan operasi dari pada melalui manipulasi akuntansi. Penerimaan praktisi akuntansi terhadap manipulasi keputusan operasi diduga merupakan pemahaman bahwa keputusan-keputusan operasional merupakan bagian dari fungsi/tugas manajer untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Dari sisi jender, tidak ditemukan perbedaan yang nyata antara persepsi etis pelaku akuntansi perempuan dan laki-laki. Hasil yang sama juga ditemukan pada pembedaan jender pada kelompok mahasiswa dan kelompok yang sudah bekerja. Persamaan persepsi etis antara mahasiswa dan mahasiswi diduga disebabkan karena pendidikan etika dapat dipahami secara sama oleh seluruh mahasiswa sedangkan persamaan persepsi etis antara akuntan perempuan dan laki-laki yang sudah bekerja menunjukkan adanya adaptasi nilai-nilai dan keyakinan individu dengan lingkungan kerjanya.

Secara keseluruhan, rendahnya persepsi etis dikalangan akademisi khususnya mahasiswa dan adanya persamaan etis antara perempuan dan laki-laki pada seluruh kelompok subyek penelitian dapat dimungkinkan karena, di Indonesia, praktik-praktik manipulatif atau rekayasa dipandang sebagai sesuatu yang lumrah sehingga bagi masyarakat batasan-batasan antara etis dan tidak etis menjadi kabur.



DAFTAR PUSTAKA


Arlow, P. 1991, ‘Personal Characteristics in College Student: Evaluation of Business Ethics and Corporate Social responsibility, Journal of Business Ethics, Vol. 10, pp. 63-69
Betz, M., O’Connell, L. dan Shepard, J.M. 1989, ‘Gender Differences in Proclivity for Unethical Behavior’, Journal of Business Ethics, Vol. 8, pp. 321-324
Borkowski, S.C. dan Ugras, Y.J. 1998, ‘Business Students and Ethics: A Meta-Analysis’, Journal of Business Ethics, Vol. 17, pp. 1117-1127
Bruns, W. dan Merchant, K. 1990, ‘The Dangerous Morality of Earnings Management’, Management Accounting, Vol. 72, No. 2, pp. 22-25
Cole, B.C. dan Smith, D.L. 1996, ‘Perceptions of Business Ethics: Students vs. Business People’, Journal of Business Ethics, Vol. 15, No. 8, pp. 889-896
Elias, R.Z. 2002, ‘Determinants of Earnings Management Ethics among Accountants’, Journal of Business Ethics, Vol. 40, No. 1, pp. 33-45
_________ 2004, ‘The Impact of Corporate Ethical Values on Perceptions of Earnings Management’, Managerial Accounting Journal, Vol. 19, No. 1, pp. 84-98
Eynon, G., Hill, N.T. dan Stevens, K.T. 1997, ‘Factors That Influence the Moral Reasoning Abilities of Accountants: Implications for Universties and Profession’, Journal of Business Ethics, Vol. 16, No. 12/13 , pp. 1297-1309
Fischer, M. dan Rosenzweig, K. 1995, ‘Attitudes of Students and Accounting Practitioners Concerning the Ethical Acceptability of Earnings Management’, Journal of Business Ethics Vol. 14, No. 6, pp 433-444
Ford, R.C. dan Richardson, W.D. 1994, ‘Ethical Decision Making: A Review of the Empirical Literature’, Journal of Business Ethics, Vol. 113, No. 3, pp. 205-221
Levitt, A. 1998, ‘The Numbers Game’, The CPA Journal, Vol. 68, December, pp. 14-19

No comments:

Post a Comment