Korea
Selatan atau nama resminya Republik Korea adalah sebuah negara berdaulat yang
terletak di bagian selatan Semenanjung Korea di Asia Timur. Selepas serangan
Korea Utara ke atas Korea Selatan pada 5 Juni 1950, peperangan yang tercetus
antara kedua-dua Korea berakhir dengan perjanjian Genjatan Senjata. Sempadan antara
kedua negaraa tersebut adalah yang paling kuat dikubui di dunia. Selepas
perang, ekonomi Korea Selatan berkembang
pesat sehingga negara ini menjadi sebuah ekonomi utama dunia. Ia merupakan
ekonomi keempat terbesar di Asia dan ke-15 (nominal) atau ke-12 (pariti kuada
beli) terbesar di dunia. Sebelum mengetahui lebih lanjut perjalanan ekonomi
dari ‘rumah kimchi’ tersebut, ada
baiknya kita mengetahui apa itu sistem perekonomian.
Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan pandangan, pola, dan filsafat hidup masyarakat tempatnya berpijak.
Sistem
ekonomi merupakan perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu
kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem
dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Lingkaran-lingkaran kecil tersebut merupakan suatu
subsistem. Subsistem tersebut saling berinteraksi dan akhirnya membentuk suatu
kesatuan sistem dalam lingkaran besar yang bergerak sesuai aturan yang ada.
Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya
dapat diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing
negara. Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan
sistem pemerintahan maupun perbedaan pemilikan sumber daya suatu negara.
Sistem
ekonomi dapat berfungsi sebagai :
- Sarana pendorong untuk melakukan produksi
- Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu
- Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.
Macam-Macam Sistem Ekonomi
1) Sistem Ekonomi Sosialis-Komunistik
1) Sistem Ekonomi Sosialis-Komunistik
Dalam
sistem ekonomi sosialis-komunistis adalah kebalikannya, dimana sumber daya
ekonomi atau faktor produksi dikuasai sebagai milik negara. Suatu negara yang
menganut sistem ekonomi sosialis-komunis, menekankan pada kebersamaan
masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Dalam sistem ini yang
menonjol adalah kebersamaan, dimana semua alat produksi adalah milik bersama
(negara) dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
2) Sistem Ekonomi Liberal-Kapitalis
2) Sistem Ekonomi Liberal-Kapitalis
Sistem
ekonomi liberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang
besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi
kepentingan individual atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor
produksi.
3) Sistem Ekonomi Campuran (mixed ekonomi)
3) Sistem Ekonomi Campuran (mixed ekonomi)
Di
samping kedua ekstrim sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem yang lain
yang merupakan “atas campuran : antara keduanya, dengan berbagai fariasi kadar
donasinya, dengan berbagai fariasi nama dan oleh istilahnya. Sistem ekonomi
campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau
negara-negara dunia ke tiga. Beberapa negara di antaranya cukup konsisten dalam
meramu sistem ekonomi campuran, dalam arti kadar kapitalisnya selalu lebih
tinggi (contoh Filipina) atau bobot sosialismenya lebih besar (contoh India).
Namun banyak pula yang goyah dalam meramu campuran kedua sistem ini,
kadang-kadang condong kapitalistik.
Perkembangan Perekonomian
Korea Selatan
Perkembangan
ekonomi mengacu pada masalah negara terbelakang, sedang pertumbuhan mengacu
pada masalah negara maju. Menurut Schumpeter, perkembangan adalah perubahan
spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan
mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan
adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui
kenaikan tabungan dan penduduk.
Sebagai salah satu dari Macan Asia Timur Korea
Selatan telah mencapai rekor pertumbuhan yang memukau, membuat Korea Selatan
ekonomi terbesar ke-12 di seluruh dunia. Setelah berakhirnya PDII. Kesuksesan
ini dicapai pada akhir 1980-an dengan sebuah sistem ikatan bisnis-pemerintah
yang dekat, termasuk kredit langsung, pembatasan impor, pensponsoran dari
industri tertentu, dan usaha kuat dari tenaga kerja. Perkembangan ekonomi Korea
Selatan yang sangat pesat tidak lepas dari banyaknya pekerja asing di Korea
Selatan untuk bekerja di sektor-sektor industri menengah dan kecil yang menjadi
motor penggerak industri besar. Salah satu hal yang unik dalam ekonomi Korea
Selatan adalah peranan chaebol (konglomerat) yang mendominasi sejak lama dan
kebanyakan didirikan setelah Perang Korea. Pada 1995, di antara 30 atas
chaebol, empat grup teratas Hyundai, Samsung, Daewoo, dan LG Group. Pada 2003,
hanya 4 dari 18 chaebol terbesar tetap berjalan. Namun, mereka tetap mendominasi
aktivitas ekonomi.
Korea
memilih ekspor sebagai strategi pertumbuhan ekonomi mereka. Khususnya, Korea
memfokuskan pada penjualan produk manufaktur ke luar negeri, dan strategi hidup
demikian mendorong negara ini, dari salah satu negara paling miskin di dunia
yang ambruk karena Perang, ke salah satu anggota negara G20 selama waktu hanya
dalam setengah abad. Korea telah berhasil mengubah dirinya dari penerima bantuan
internasional menjadi negara donor. Pada masa lalu, tulang punggung
perekonomian Korea berbasis pada pengolahan bahan dan komponen yang diimpor
dari luar negeri dan mengekspor produk jadi itu. Dengan perkembangan ekonomi,
impor Korea juga meningkat dari pangan hingga barang merek mewah. Ini
menunjukan ketergantungan terhadap barang impor semakin meningkat. Data yang
diumumkan PGI kali ini adalah hasil bersama yang dikumpul oleh Bank
Penyelesaian Internasional, Bank Sentral Eropa, IMF, OECD, PBB dan Bank Dunia.
PGI untuk
G20 negara itu menunjukan bahwa Korea menempati ranking teratas dalam
ketergantungan pada ekspor dan impor, dan hal itu menunjukan bahwa perdagangan
luar negeri menempati porsi besar dari Produk Domestik Bruto. Khususnya, krisis
keuangan global baru baru ini dan resesi ekonomi akibat itu meningkatkan
ketergantungan perdagangan Korea pada luar negeri, maka rasio keterganutngan
Korea pada impor –ekspor mencapai kisaran 80 persen.
Krisis
Finansial Asia 1997 membuka kelemahan dari model pengembangan Korea Selatan,
termasuk rasio utang/persamaan yang besar, pinjaman luar yang besar, dan sektor
finansial yang tidak disiplin. Kasus Korea Selatan menunjukkan kunci sukses
suatu pembangunan ekonomi bukan terletak pada ada atau tidak adanya SDA (Sumber
Daya Alam), tetapi pada ada tidaknya kemauan dan kemampuan manusianya, terutama
level pemimpinnya, dan pada pilihan pilihan strategi kebijakan. Menurut ekonom
Korea Institut for International Economic Policy, Chuk Kyo Kim, adalah karena
negara ini memberikan perhatian besar pada pendidikan, pembangunan sumber daya
manusia, serta investasi agresif di kegiatan penelitian dan pengembangan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSLA777hVkuorD7BpIT2yRjwlv0IX4GlpthJw2kjJrq4D5mQsbQMUeebsY_EsR_UcDiBosgHGvNP5gLlns5q4A1_-Z3IDjeJ00-Mytcx_454M6BJpUof7OxNML0KQw2Rrw73hs7AxWjZs/s1600/korea2.jpg)
Dapat kita simpulkan
bahwa Korea Selatan adalah bangsa dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah. Dalam 4 dekade, sang macan berubah cepat dari negara termiskin, menjadi salah satu negara paling kaya dan tercanggih di dunia. Demikian yang dapat saya tuliskan mengenai perekonomian ‘rumah
kimchi’ yang menjadi pokok bahasan saya kali ini. Semoga artikel ini bermanfaat
untuk kalian semua... Happy reading:)
Prof.
Dr. Ny. Sajogyo P. 1985. Sosiologi Pembangunan.
Jakarta
Effendi,
Aan. 1988. Tata Ekonomi Dunia Dan
Politik Pembangunan. Jakarta
: PT. Midas Surya Grafindo.
World
Compugraphic Co., Ltd. 1995. Sejarah Korea.
Korea: Radio Korea Internasional.
No comments:
Post a Comment