KEUNGGULAN
PERSAINGAN DAN PASAR GLOBAL
ANALISIS
PERSAINGAN
Porter mengemukakan
bahwa dalam suatu industri terdapat 5 (lima) kekuatan yang saling mempengaruhi, yaitu
:
·
Revalitas diantara pesaing
(Intraindustry Rivalry) adalah titik awal dalam memahami
suatu pesaing dan berhubungan erat dengan nature dan tingkat persaingan di
antara organisasi dalam industri yang sama.
·
KekutanTawar menawar pembeli (Bargaining Power of Buyers) datang dari pembeli produk atau servis industri, dan
hal ini penting dilakukan untuk mempertimbangkan kekuatan yang signifikan dari pembeli tersebut. Buyer mempunyai kekuatan untuk menekan pada industri
untuk menurunkan harga, menuntut
kualitas yang tinggi atau pelayanan tambahan, memainkan para kompetitor untuk saling berkompetisi.
·
Kekuatan tawar menawar pemasok
(Bargaining Power of Suppliers ) sebagai penyedia produk dan servis yang mengkontribusikan bentuk persaingan organisasi dalam
industri. Di samping itu, pembeli harus bekerja untuk dapat
menjaga hubungan dengan vendor yang berkualitas.
·
Ancaman pendatang baru (Treat of
New Entrant) menyatakan bahwa kehadiran
organisasi baru/lain akan menjadi permulaan persaingan
baru dalam industri. Pendatang baru ini bisa benar-benar organisasi baru atau organisasi yang sudah ada tetapi mengubah strategi
bisnisnya, atau organisasi yang sudah ada yang
semula tidak bersaing dalam produk atau area yang sama, tiba tiba melakukannya. Untuk mengantisipasi dari pendatang tersebut, maka
organisasi harus dapat meningkatkan entry barrier.
Dengan adanya entry barrier yang tinggi maka akan dapat mengurangi keinginan organisasi di luar untuk memasuki industri tersebut.
·
Ancaman produk pengganti
(Substitute Products or Services) dapat mengancam dengan memberikan harga yang bersaing pada produk atau layanan subtitusi tersebut
PELUANG,
TANTANGAN, DAN ANCAMAN
Peluang
Manfaat integrasi ekonomi
Kesediaan
Indonesia bersama-sama dengan 9 Negara ASEAN lainnya membentuk Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas
manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dan kawasan ASEAN.
Pasar potensial dunia
Pewujudan
MEA di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di
dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk
dunia) di dunia setelah China dan India.
Negara pengekspor
Negara-negara
di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengekspor baik produk
berbasis sumber daya alam (seperti agro-based products) maupun berbagai produk
elektronik.
Negara tujuan investor
Uraian
tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar
dan memiliki basis produksi. Fakta-fakta tersebut merupakan faktor yang
mendorong meningkatnya investasi di dalam dalam negeri masing-masing anggota
dan intra-ASEAN serta masuknya investasi asing ke kawasan.
Daya saing
Liberalisasi
perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan
bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non-tarif
yang berarti sudah tidak ada lagi.
Sektor jasa yang terbuka
Di
bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan
sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang
telah ditetapkan yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan kemudian akan
disusul dengan logistik.
Aliran modal
Dari
sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan
penanaman modal global.
Tantangan
Laju peningkatan ekspor dan impor
Tantangan
yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya yang
bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara
sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.
Laju inflasi
Tantangan
lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila
dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.
Dampak negatif arus modal yang lebih bebas
Proses
liberalisasi arus modal dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak
langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak
tidak langsungnya pada peningkatan permintaaan domestik yang akhirnya berujung
pada tekanan inflasi.
Kesamaan produk
Kesamaan
jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan
intra-ASEAN yang hanya berkisar 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN.
Daya saing sektor prioritas integrasi
Saat
ini Indonesia memiliki keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis
kayu, pertanian, minyak sawit, perikanan, produk karet dan elektronik,
sedangkan untuk tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel),
mesin-mesin, produk kimia, karet dan kertas masih dengan tingkat keunggulan
yang terbatas.
Daya saing SDM
Kemapuan
bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal
maupun informal.
Tingkat perkembangan ekonomi
Tingkat
perkembangan ekonomi Negara-negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih beragam.
Kepentingan nasional
Disadari
bahwa dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional merupakan yang utama
yang harus diamankan oleh Negara Anggota ASEAN. Kepentingan kawasan, apabila
tidak sejalan dengan kepentingan nasional, merupakan prioritas kedua.
Kedaulatan negara
Integrasi
ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan
fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri.
Ancaman
Sumber
daya manusia Indonesia sedang terancam dari berbagai sisi, antara lain
integrasi mobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN melalui kesepakatan
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), teknologi yang semakin
berkembang dan perdagangan bebas yang menyebabkan membanjirnya produk luar di
Indonesia.
Rendahnya
kualitas tenaga kerja Indonesia disebabkan karena sistem diklat yang masih
berorientasi pada pendekatan “supply driven”. Program diklat yang dikembangkan
oleh lembaga diklat pemerintah dan swasta belum mengacu kepada kebutuhan pasar
kerja. Akibatnya terjadi kesenjangan yang semakin lebar antara kualitas tenaga
kerja yang dihasilkan oleh lembaga diklat dengan kualitas yang dibutuhkan oleh
dunia usaha/industri.
Selain
masalah itu, dengan adanya pasar tunggal ASEAN ini juga mengancam eksistensi
usaha sekaligus SDM lokal. Selama ini Indonesia lebih banyak berperan sebagai
pasar empuk bagi produk-produk luar. Berbagai produk negara lain membanjiri
Indonesia mulai dari makanan, fashion, otomotif dan elektronik. Produk-produk
itu sangat kompetitif baik dari segi kualitas maupun harga sehingga produk
dalam negeri menjadi kurang berkembang akibat kalah bersaing.
Sejauh
ini mayoritas pemerintah daerah tidak mengetahui mengenai rencana
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean sehingga banyak pengusaha di daerah
lebih kesulitan mempersiapkan diri. Di sisi lain, para pengusaha asal Malaysia,
Vietnam, dan Thailand saat ini aktif memperkenalkan produknya kepada pasar
Indonesia.
MEMILIH
STRATEGI DALAM POSISI PERSAINGAN
Pembahasan
tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan, atau
acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa
langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru :
·
Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus
dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada
kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan
dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang
membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik
konsumen yang dituju
·
Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen,
langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar
sasaran khusus, yaitu:
Pasar individual (individual market).
Pasar khusus (niche market).
Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha
baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan
besar lebih baik memilih segmen pasar (segmentation
market).
·
Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan
persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar
sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan
persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang
bersaing:
a)
Berorientasi pada pelanggan
(customer orientation).
b)
Kualitas (quality), ialah
mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.
c)
Kenyamanan (convenience), yaitu
memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d)
Inovasi (innovation), yaitu harus
berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e)
Kecepatan (speed), atau disebut
juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar.
f)
Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan
kebutuhan pelanggan (customer response
time).
·
Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha
dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa
merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing
mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.
PELUANG
LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL
Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya
dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan itu atau mengubahnya.
Pemasar internasional memainkan peran penting bahkan dapat dikatakan menentukan
dalam mempengaruhi kecepatan tingkat perubahan diseluruh dunia. Hal terlihat
jelas dalam makanan tetapi praktis menyangkut semua industri, terutama produk
konsumen. Pabrik sabun dan deterjen telah mengubah kebiasaan, mencuci, industri
elektronik telah mengubah pola hiburan, dan pemasar pakaian telah mengubah gaya
gaya, dan sebagainya. Dalam produk industri budaya telah mempengaruhi
karakteristik dan permintaan produk tetapi yang lebih penting lagi sebagai
pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam cara menjalankan bisnis. Pemasar
internasional telah belajar untuk mengandalkan orang yang mengetahui dan
memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian pemasaran.
Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang mempunyai
budaya atau kebangsaan berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan.Bila
salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan
bisnis, faktor-faktor yang dibahas mungkin akan lebih rumit karena keyakinan
berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang
mengikat semua pihak misalnya, manajer penjualan benar-benar yakin bahwa hanya
kontrak yang ditulis dengan baik yang diperlukan agar perusahaanya dapat
menerima semua kewajiban yang mengikat. Tetapi manajer penjualan tadi juga
tidak dapat memahami belahan dunia, sesuatu hanya dapat terjadi bila ada
hubungan pribadi karena kadang-kadang hubungan pribadi juga perlu untuk
melaksanakan sesuatu dalam lingkungan konteks rendah.
ASPEK DASAR DARI BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah
“cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran
akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan
diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan
oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan
kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang
dengan orang lainnya.”
Pandangan
Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya
klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh
tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan
bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah
jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain.
Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut
pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.
Budaya
Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan
rendah sebagai salah satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda.
Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar
informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak
informasi berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks
tinggi lainnya sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang
di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan
pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks
rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan
informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan
nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan
pinjaman.
Komunikasi
dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan
dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang
berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan
dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah
pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam
bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan
untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.
Perilaku
Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang
mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang
Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung,
membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah
masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap
porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan
bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan
penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.
Sosialisasi
Antar-Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan,
tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai
contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang
yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di
dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak
higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak
higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.
Adaptasi
pada budaya
Pemasar Global perlu untuk menjadi sensitif kepada
penyimpangan budaya dimana mempengaruhi pemikiran mereka, perilaku, dan
pengambilan keputusan.
Self Reference Creation-SCR (kriteria referensi diri
sendiri) mengacu pada kecenderungan tak sadar orang untuk memohon pertolongan
akan pengalaman dan sistem nilai budaya yang mereka miliki sendiri untuk
diterjemahkan pada satu situasi bisnis yang diberikan.
Budaya
dan Bauran Pemasaran
Kebijakan Produk ; Produk Tertentu lebih banyak
mengikat satu budaya dibandingkan produk lain. Makanan, hidangan, dan
produk pakaian cenderung untuk sangat terikat pada budaya .
Penetapan harga: Menetapkan harga kebijakan-kebijakan
dikendalikan oleh empat Cs, yaitu :
·
Pelanggan (customer)
·
Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
·
Kompetisi (competitor)
·
Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators)
Variabel Budaya mempengaruhi pengambilan kebijakan
untuk saluran distribusi
Promosi: adalah bauran pemasaran yang paling
kelihatan. Budaya akan secara tipikal mempunyai satu pengaruh utama atas
strategi komunikasi perusahaan. Tabu dan norma-norma budaya yang Lokal juga
mempengaruhi gaya periklanan.
Budaya
Organisasi
Budaya Organisasi : sebagian besar perusahaan ditandai
oleh budaya organisasi (perusahaan) mereka. Sebuah model jenis budaya
organisasi mencakup empat budaya berikut :
o Budaya
Clan (Clan culture)
o Budaya
Adhocracy (Adhocracy culture)
o Budaya
Hirarki (Hierarchy culture)
o Budaya
Pasar (Market culture)
Manajemen
Rekening Global (Global Account Management (GAM))
Koordinasi pengelolaan rekening nasabah di seluruh
perbatasan nasional yang disebut sebagai manajemen rekening global. Persyaratan-persyaratan
pemilik rekening global yakni :
§
Memerlukan satu tempat pertemuan
§
Menuntut koordinasi sumber daya untuk melayani
pelanggan
§
Mendorong keseragaman harga dan syarat perdagangan
§
Memiliki produk dan pelayanan standar
§
Memerlukan konsistensi tingkat tinggi dalam kualitas
pelayanan dan kinerja
§
Dukungan di negara-negara dimana perusahaan tidak
memiliki keberadaan
Manajemen
Hubungan Pelanggan Global (Global Customer Relationship Management (CRM))
Proses pengelolaan interaksi antara perusahaan dan
pelanggan disebut Customer Relationship Management (CRM).
Ø
Proses
CRM
-
Membantu dalam ingatan pelanggan
-
Membantu dalam komunikasi yang lebih kaya dan
pemasaran interaktif
-
Membantu dalam penyesuaian pelayanan
-
Membantu untuk mempertahankan hubungan lebih dekat
dengan pelanggan
Ø
Manfaat
CRM
-
Pemahaman yang lebih baik dari harapan dan prilaku
pelanggan
-
Kemampuan untuk mengukur nilai pelanggan kepada
perusahaan
-
Menurunkan akuisisi pelanggan dan biaya
-
Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
pelanggan di negara- negara dimana akses ke saluran tradisional terbatas.
Ø
Pedoman
Pelaksanaan CRM
-
Membuat program bisnis-driven daripada IT-driven
-
Membantu dan melacak perlindungan data dan undang-undang
privasi di negara-negara dimana sistem CRM sedang digunakan atau dalam tahap
perencanaan
-
Sebuah data yang baik adalah prasyarat utama
-
Imbalan yang dikirim ke pelanggan relevan,
ditargetkan, dan bersifat pribadi.
Lingkungan
Budaya
Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat dan
tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing, jika ingin berhasil, harus menanggalkan
enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur dan kebiasaan bisnis di negara
tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu, ruang dan tata caranya.
Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan
produk tertentu harus diperhatikan oleh penjual sebelum merencanakan program
pemasaran
Lingkungan
Bisnis
Norma dan perilaku bisnis juga berlainan dari
satu negara ke negara lain. Eksekutif bisnis perlu mengetahui hal ini sebelum
melakukan negosiasi di negara lain. Ada beberapa contoh perilaku bisnis yang
berbeda dengan bisnis di beberapa negara:
-
Pengusaha arab biasa melakukan pembicaraan bisnis
dengan rekan usahanya dalam jarak yang sangat rapat, hidung mereka hampir
beradu. Kadang-kadang mereka menggamit dan menggemgam tangan anda sebagai tanda
persahabatan. Jika rekan usahanya menolak genggaman ini, pengusaha arab akan
merasa tersinggung.
REFERENSI
Dr.Hj.Ratih Hurryati, M.Si., 2011, Lingkungan Sosial
Budaya.pptx