Friday, May 23, 2014

BAB II






LINGKUNGAN PEMASARAN




PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMASARAN

Ada bebrapa pendekatan strategi pemasaran yang dapat dijadikan acuan. Berikut ini secara berurutan diperlihatkan suatu pendekatan strategi pemasaran yang bersifat alternatif dan generik. Tentunya hal ini sangat diharapkan dapat membantu memberi kejelasan serta kemudahan terutama bagi para akademisi dan manajer yang berkecimpung di dalam bidang pemasaran, sehingga penerapannya akan dapat membawa manfaat bagi kemajuan organisasi bisnis atau perusahaan. Dibawah ini ada 5 pendekatan strategi pemasaran akan dipaparkan secara berurutan sebagai berikut :
·     Pendekatan Efisiensi Versus Efektivitas
Dalam cara pendekatan ini, apapun keputusan strategi yang akan diambil haruslah merupakan pencerminan dari adanya keseimbangan antara faktor
efisiensi (daya guna) dengan faktor efektivitas (tepat guna). Dengan strategi efisiensi, perusahaan berusaha untuk memperoleh laba dengan cara menekan biaya produksi dan pemasaran serta memperbesar volume atau nilai penjualannya. Suatu strategi efektivitas akan mencapai sasaran jika produk yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika produk tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan bersedia untuk membayar dengan harga yang tinggi. Dalam mempertimbangkan pilihan strategi yang mendasar ini, perusahaan harus dapat memperhitungkan syarat-syarat yang diperlukan oleh kedua pendekatan strategi tersebut.
·     Strategi Segmentasi Pasar Versus Counter-Segmentation
Suatu pendekatan yang mendasarkan kepada strategi segmentasi pasar versus counter-segmentation erat kaitannya dengan masalah pendekatan efisiensi versus efektivitas. Yang menjadi pokok masalah adalah proses memilih pasar sasaran yang akan dituju. Terlepas apakah pasar itu akan didekati sebagai kesatuan yang homogin atau heterogin, tentu yang dijadikan titik tolak pendekatan memilih pasar, adalah konsumen dengan pola kebutuhan dan keinginannya. Jadi jika perusahaan ingin mendekati pasar melalui kelompok konsumen yang homogin, maka terlebih dahulu perlu melakukan pendekatan strategi segmentasi pasar. Sebaliknya jika perusahaan mendekati pasar melalui kelompok konsumen yang heterogin, maka perusahaan perlu menggunakan pendekatan strategi counter-segmentation. Segmentasi pasar adalah pembagian pasar yang semula merupakan kelompok konsumen yang heterogin menjadi kelompok konsumen yang homogin, dimana masing-masing kelompok dapat dicapai dengan bauran pemasaran yang sesuai dengan pasar sasaran yang dituju. Segmentasi pasar mempunyai suatu keuntungan bagi perusahaan, karena perusahaan dapat mengkhususkan diri kepada segmen pasar tertentu, sehingga dapat melindungi diri terhadap persaingan serta dapat mencapi kepuasan konsumen.
·     Penempatan Persaingan
Selanjutnya strategi penantang pasar adalah merupakan cara yang dipakai
untuk mencoba meningkatkan pangsa pasar melalui konfrontasi langsung,
seperti membeli atau mengakuisisi perusahaan pesaing yang berskala kecil.
Tentu strategi yang demikian sangatlah ofensif. Jika cara yang dipergunakan adalah strategi pengikut pasar, maka hal ini merupakan kebalikan dari strategi penantang pasar. Perusahaan tidak melancarkan serangan-serangan, akan tetapi mencoba untuk tumbuh dengan menarik sebahagian dari konsumen-konsumen baru agar mau membeli kepadanya ataupun dengan melemparkan produk ke kelompok pangsa pasar yang lain. Cara lainnya adalah dengan menggunakan strategi memilah pasar, di mana pasar dipilah menurut segmen-segmen tertentu yang sifatnya lebih khusus lagi. Kunci daripada pemikiran ini adalah spesialisasi, seperti keakhlian di dalam pemakaian akhir, karakteristik produk dan geografi. Dari sebagian besar pendekatan-pendekatan strategis tersebut di atas pada umumnya perusahaan akan mencari sektor-sektor industri di mana kekuatan para pesaing sangat lemah. Cara yang paling banyak dipergunakan adalah penempatan posisi produk dengan membedakan karakteristik dari produk itu sendiri. Melalui teknik-teknik tertentu, seperti Multidimensional Scaling (MDS) akan dapat diperoleh data atau informasi mengenai ruang gerak produk, sehingga akan memudahkan perusahaan memilih posisi apa yang belum diisi oleh para pesaing yang ada, sehingga peluang untuk menjadi monopolis atau oligopolis cukup terbuka dengan lebar. Namun perusahaan haruslah bersikap waspada apakah pendekatan ini mampu untuk dilaksanakan ditinjau dari segi teknik produksi atau operasi, pemasaran, dan keuangan.
·     Pendekatan Permintaan
Pada dasarnya masyarakat senantiasa membutuhkan suatu produk, tinggal
tergantung bagaimana cara perusahaan untuk dapat menggali produk tersebut yang sifatnya masih terpendam (potensial) menjadi produk yang sudah tentu akan digemari oleh para konsumen. Kreativitas yang demikian kita sebut sebagai strategi pemasaran pengembangan (development-marketing) . Jika pada suatu saat permintaan terasa berkurang, maka perusahaan pun dapat pula mengambil langkah penyelamatan dengan cara menghidupkan kembali produk tersebut. Dengan kata lain dapat disebut sebagai usaha untuk meniupkan hidup baru kepada produk dan/atau jasa yang ada. Usaha ini disebut sebagai strategi pemasaran kembali (remarketing). Di samping cara-cara seperti apa yang baru saja diuraikan, masih terdapat beberapa cara lain lagi yang dapat kita pergunakan, diantaranya adalah strategi yang diterapkan perusahaan untuk menciptakan permintaan yang merata (synchro-marketing). Sebagai contoh misalnya saja percakapan telepon di malam hari relatif akan lebih murah, jika dibandingkan pada siang hari, atau pada musim di luar liburan tarif hotel relatif lebih murah. Akan tetapi jika selama pola permintaan masih berjalan sebagaimana yang dikehendaki, strategi yang telah diambil oleh perusahaan haruslah tetap dapat dipertahankan, dan cara yang demikian disebut sebagai strategi pemasaran pemeliharaan (maintenance-marketing). Demikian pula halnya suatu pengurangan permintaan yang besar secara berencana dan tidak terasa, terkadang harus pula dilakukan oleh perusahaan kalau memang perusahaan akan lebih mengkhususkan diri kepada satu segmen pasar tertentu saja yang dianggap menguntungkan. Cara yang demikian dapat disebut sebagai strategi pemasaran peniadaan (demarketing). Seandainya permintaan yang datang justru kepada barang dan/atau jasa yang dianggap merugikan perusahaan ataupun barang dan/atau jasa yang memang tidak dikehendaki oleh perusahaan, maka alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan melaksanakan strategi pemasaran menentang (counter-marketing).
·     Pendekatan Siklus Kehidupan Produk (Plc)
Pendekatan strategi secara PLC ini tumbuh dengan berlandaskan pada
pengertian tentang siklus kehidupan produk yang dihasilkan suatu perusahaan, yang secara berurutan dimulai dari tahap pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth) dan kematangan (maturity) sampai menuju tahap penurunan (decline). Penggabungan PLC dengan siklus kehidupan proses (PRLC) dapat memperbesar relevansi strategis dari pendekatan tersebut. Pendekatan PLRC menggambarkan perkembangan proses produksi dari produksi skala kecil yang fleksibel tetapi mahal, menuju ke produksi berkesinambunggan dan masal, di mana efektivitas dan fleksibilitas perlu mengalah untuk efisiensi. Pada umumnya selama periode PLC, perkembangan proses produksi berjalan dari produksi skala kecil pada tahap pengenalan menuju produksi masal pada tahap kematangan . Kemungkinan lain bagi perkembangan proses produksi dapat merupakan pilihan antara kegiatan yang mengarah kepada fleksibilitas dengan konsekuensi meningkatnya biaya-biaya, atau penempatan posisi menuju suatu peningkatan efisiensi yang disebabkan karena adanya penurunan fleksibilitas. Namun perusahaan dapat juga memilih suatu strategi inovasi, yakni dengan cepat memasuki perkembangan pasar dengan produksi skala kecil dan pada tahap kematangan melaksanakan desinvestasi. Atau perusahaan tersebut dapat juga langsung memasuki pasar jika mereka telah memiliki volume atau nilai.




LINGKUNGAN PEMASARAN MIKRO (PEMASOK,PERANTARA,PELANGGAN,PESAING)

Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu sebagai berikut :

a. Pemasok
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Perkembangan dalam lingkungan pemasok ini bisa sangat mempengaruhi pemasaran dimana manajer pemasaran perlu mengawasi harga-harga bahan baku karena kenaikan bahan baku bisa mempengaruhi harga jual dari produk yang akhirnya akan mengurangi pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan. Perkembangan dalam lingkungan “pemasok” dapat memberikan pengaruh yang amat berarti terhadap, pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukan-masukan penting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka. Kenaikan harga gula atau coklat
bisa menyebabkan peningkatan harga gula-gula, yang selanjutnya mengurangi volume penjualan yang telah diramalkan Perusahaan Hershey. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan buruh, dan berbagai kejadian lainnya dapat mengganggu pemenuhan atas janji penyerahan kepada para pelanggan dan menurunnya penjualan dalam jangka pendek akan merusak kepercayaan para pelanggan dalam jangka panjang.

b. Perantara Pelanggan
Para perantara pemasaran adalah perusahaanperusahaan yang membantu perusahaan itu dalam promosi, penjualan dan distribusi barang-barangnya kepada para pembeli terakhir. Mereka ini meliputi para perantara, perusahaan distribusi fisik, lembaga-lembaga jasa pemasaran, dan perantara bidang keuangan.Perantara Perantara adalah perusahaan dagang yang membantu perusahaan untuk menemukan pembeli dan/atau menutup penjualan dengan mereka. Mereka terbagi menjadi dua macam, yaitu agen perantara dan pedagang perantara. Agen perantara seperti agen, pialang, dan perwakilan produsen, yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau melakukan perjanjian dengan pihak lain, tapi tidak memiliki barang dagangan itu sendiri, Perusahaan Hershey, sebagai contoh, bisa menyewa agen untuk mencari pedagang eceran di berbagai negara di Amerika Selatan dan membayar komisi kepada para agen ini berdasarkan jumlah pesanan yang mereka hasilkan. Para agen itu tidak membeli gula-gula; Perusahaan Hershey langsung mengirimkannya kepada para pengecer. Pedagang perantara, seperti pedagang besar, pengecer dan para penjual-kembali lainnya, membeli suatu produk, memiliki produk tersebut, serta menjualnya kembali sebagai barang dagangan. Metode utama perusahaan Hershey adalah menjual gula-gula kepada pedagang besar, toko serba-ada yang besar beserta cabang-cabangnya, dan pedagang keliling. Selanjutnya perantaraperantara itu menjual kembali gula-gula tersebut kepada para pembeli dan memetik keuntungan dari penjualannya.

c.  Pesaing
Jarang sekali suatu organisasi hanya sendirian dalam usahanya melayani sekelompok pasar pelanggan. Usahanya untuk membangun sistem yang efisien guna melayani pasar itu disaingi oleh usaha serupa dari pihak lain. Sistem pemasaran perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi, dimonitor, dan dikalahkan untuk memperoleh dan mempertahankan kesetiaan pelanggan kepada perusahaan yang bersangkutan.Lingkungan persaingan itu bukan hanya terdiri dari perusahaan lain, tetapi juga hal-hal yang lebih mendasar. Cara terbaik bagi perusahaan untuk menguasai atau memenangkan persaingan itu adalah dengan mengambil sudut pandang pelanggan. Apakah yang dipikir seorang pembeli dalam proses menjawab pertanyaan yang hasilnya mungkin tindakan membeli sesuatu? Kita namakan hal ini keinginan yang saling bersaing. Katakanlah seseorang terutama didorong untuk memuaskan rasa lapar. Pertanyaan selanjutnya menjadi: “Apakah yang ingin saya makan?” makanan yang berbeda-beda muncul dalam pikirannya, seperti keripik kentang, gulagula, minuman ringan, dan buah. Hal ini disebut pesaing-pesaing generik, yang menampilkan cara-cara berbeda untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Pada saat itu, seseorang dapat memutuskan untuk memilih gula-gula dan dia. bertanya: “Apakah jenis gula-gula yang saya inginkan?” Bentuk gula-gula yang berbeda-beda muncul di benaknya, seperti batangan coklat, gula-gula berwarna hitam, dan tetes gula. Berbagai macam gula-gula itu semuanya merupakan pesaingpesaing bentuk produk, yakni produk itu berbeda dalam hal bentuk untuk memuaskan keinginan memperoleh gula-gula. Akhirnya, konsumen menyadari bahwa dia benar-benar menginginkan sebatang coklat dan menemukan bahwa terdapat beberapa merek coklat seperti Hershey, Nestle, dan Mars. Semuanya adalah pesaing merek (brand competitors).




LINGKUNGAN PEMASARAN MAKRO

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan, adalah sebagai berikut :

a) Demografi
Kekuatan lingkungan yang pertama dimonitor adalah kependudukan karena orang banyak yang membentuk pasar. Perkembangan kependudukan dari waktu kewaktu yang terus meningkat dapat merupakan suatu peluang, sekaligus menjadi ancaman bagi sebuah usaha. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan pertumbuhan permintaan terhadap barang-barang yang dibutuhkan. Lingkungan demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar mikro.

b) Ekonomi Teknologi
Setiap teknologi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong lajunya perkembangan usaha tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditentukan oleh seberapa banyak teknologi yang telah ditemukan. Teknologi merupakan peluang pembaharuan yang tidak terbatas, teknologi meningkatkan metode pengolahan yang lebih sempurna tetapi untuk jenis produk yang sifatnya khas, teknologi bukan merupakan faktor penunjang dan pendukung yang utama tetapi cara tradisional juga perlu tetap dipertahankan untuk menjamin keaslian/kealamianya. Lingkungan teknologi memperlihatkan perubahan teknologi yang semakin cepat, kesempatan inovasi yang tak terbatas, anggaran riset dan pengembangan yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil daripada penemuan besar, dan pengaturan yang meningkat terhadap perubahan teknologi.

c) Sosial Budaya
Pengaruh membeli juga ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada setiap orang dan langsung ditiru oleh pihak lain. Kehadiran suatu produk dalam masyarakat serta diterima atau tindakannya yang baru sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat setempat. Lingkungan budaya juga dapat menciptakan peluang yang sangat besar bagi sebuah perusahaan.







REFERENSI

No comments:

Post a Comment