MANAJEMEN PENJUALAN DAN PERSONAL
SELING
DEFINISI PERSONAL SELING
Kegiatan
personal selling merupakan
bagian dari kegiatan promosi yaitu cara untuk memperkenalkan dan menarik minat
konsumen terhadap produk yang di tawarkan secara tatap muka. Promosi ini
merupakan salah satu variable di dalam marketing mix yang sangat penting untuk
dilaksanakan oleh perusahaan dalam menawarkan produknya.
Personal selling merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan,
baik kepada seseorang maupun lebih calon pembeli dengan maksud untuk
menciptakan terjadinya transaksi pembelian yang saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak, dengan menggunakan manusia sebagai alat promosinya. Komunikasi
yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi dua arah
sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik
tentang keinginan dan pendapat komsumen. Penyampaian berita atau proses
komunikasi dapat dilakukan dengan sangat fleksibel karena dapat disesuaikan
dengan situasi yang ada.
Berikut
beberapa definisi mengenai Personal Selling :
·
Personal
selling adalah
komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
·
Sales
people yang
efektif lebih dari sekedar memiliki naluri dalam penjualan, namun mereka dapat
dilatih sehingga memiliki kemampuan dalam metode-metode analisis dan manajemen
pelanggan. Sales people fokus pada komunikasi interpersonal, memahami
kebutuhan dan karakteristik konsumen, membentuk dan menjaga hubungan dengan
konsumen, dan unit analisisnya ada pada tim penjualan.
SIFAT-SIFAT
PERSONAL SELLING
Personal
selling merupakan salah satu alat promosi yang paling efektif terutama dalam
bentuk preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli.menurut Philip Kotler (1997
:224) dalam bukunya manajemen pemasaran, personal selling bila di bandingkan
dengan periklanan memeiliki tiga sifat khusus, yaitu :
· Konfrontasi Personal (Personal Confrontation)
Personal
selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang
atau lebih. Masing masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak
lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian.
·
Pengembangan
(cultivation)
Personal
selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan
penjualan sampai dengan hubungan persahabatan.
·
Tanggapan
(Response)
Personal
selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar, memperhatikan dan
menanggapi wiraniaga.
BENTUK-BENTUK
PERSONAL SELLING
Menurut
Djasmin Saladin dan Yevis Merti Oesman (1994 : 195) terdapat tiga bentuk dari
personal selling, yaitu :
·
Retail Selling
Tenaga
penjual melakukan penjualan dengan jalan melayani konsumen yang datang ke toko
atau perusahaan.
·
Field Selling
Tenaga
penjual yang melakukan penjualan di luar perusahaan, yakni dengan mendatangi
konsumen ke rumah-rumah perusahaan, kantor-kantor dan lain-lain.
·
Executive Selling
Pimpinan
perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
Didalam suatu perusahaan bentu – bentuk personal selling tersebut kadang
digunakan secara bersama sama – sama dan kadang hanya menggunakan salah satu
bentuk saja. Hal tersebut disesuaikan dengan produk yang ditawarkan, pasar yang
dituju, dan kemampuan perusahaan. Tetapi bentuk manapun yang dipilih,
perusahaan harus menentukan bentuk yang paling cocok dan efektif dalam mencapai
sasaran.
TUGAS
PERSONAL SELLING
Menurut
Saladin , tugas dari personal selling adalah:
· Mencari calon pembeli (prospekting)
Personal
selling setuju untuk mencari pelanngan bisnis baru yang kemudian dijadikan
sebagai pelanggan bisnis potensial bagi perusahaannnya.
·
Komunikasi
(communicating)
Personal
selling memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan bisnis tentang
produk yang jelas dan tepat.
· Penjualan (selling)
Personal
selling harus tahu seni menjual, mendekati pelanggan bisnis sasaran,
mempresentasikan produk, menjawab keberatan-keberatan, menutup penjualan.
·
Mengumpulkan
Informasi (information gathering)
Personal
selling melakukan riset pasar sehingga mendapatkan informasi tentang pelanggan
bisnis dan keadaan pasar serta membuat laporan kunjungan baik yang akan
dilakukan maupun yang telah dilakukan.
·
Pelayanan
(servising)
Personal
selling melakukan pelayanan kepada pelanggan bisnis, mengkomunikasikan masalah
pelanggan bisnis, memberikan bantuan teknis dan melakukan pengiriman.
·
Pengalokasian
(allocation)
Personal
selling setuju untuk memutuskan pelanggan bisnis mana yang akan lebih dulu
memperoleh produk bila terjadi kekurangan produk pada produsen.
Terdapat
5 aspek penting dalam personal selling,
yaitu :
-
Professionalism
(Profesionalisme)
-
Negotiation
(Negosiasi)
-
Relationship
Marketing (Pemasaran Hubungan)
-
Selling person
role (Peran penjual pribadi)
-
Managerial
PROFFESINALISM
Professionalisme
seorang sales person dalam bekerja sangatlah diperlukan. Apalagi di era
globalisasi dan persaingan seperti sekarang sangat menuntut para sales person
untuk bekerja seefektif mungkin dalam seni menjual. Sales people yang baik
bukan hanya mereka yang secara pasif hanya menerima pesanan, namun mereka juga
diharuskan menjadi pencari pesanan yang aktif. Maksud dari penerima pesanan
pasif berasumsi bahwa konsumen adalah mereka yang mengetahui apa yang mereka
butuhkan dan membenci upaya persuasi yang dilakukan sales person. Sekarang,
banyak perusahaan menginvestasikan dananya secara besar-besaran untuk
pembiayaan pelatihan sales personnya. Mereka diberi berbagai macam training
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menjual.
Terdapat
dua pendekatan pelatihan yang dilakukan untuk mengubah sales person bekerja
lebih efektif. Pertama adalah sales-oriented-approach
(pendekatan berorientasi penjualan) dengan teknik-teknik khas tekanan tinggi (hing-pressure techniques). Teknik ini
berasumsi bahwa konsumen tidak akan melakukan kegiatan pembelian kecuali ia
mendapat tekanan, bahwa konsumen akan terpengaruh oleh presentasi sales yang
cerduk, dan mereka tidak akan merasa menyesal telah membeli barang tersebut,
jikapun menyesal, hal itu tidak akan menjadi masalah.
Sedangkan
pendekatan yang kedua adalah customer-oriented
approach (pendekatan berorientasi pada pelanggan). Pendekatan ini
berasumsi bahwa konsumen memiliki kebutuhan penting yang “terpendam” dan sales
person harus pintar untuk menggali pemikiran konsumen. Sales person dilatih
untuk mendengarkan konsumen dan mengajukan berbagai pertanyaan guna
mengindentifikasi kebutuhan yang dimiliki konsumen. Pada akhirnya sales person
harus bisa memberikan solusi terbaik berupa produk apa yang cocok untuk
menyelesaikan masalah konsumen. Dalam pendekatan ini sales person harus bisa
menghargai segala masukan yang membangun dari konsumen. Tidak ada pendekatan
yang terbaik dalam segala situasi, tetapi pada umumnya program training salesperson diarahkan pada
langkah-langkah utama dalam proses penjualan yang efektif.
RELATIONSHIP
MARKETING
Dalam
personal selling, selling person tidak hanya dituntut
untuk dapat melakukan penjualan secara efektif dan melakukan negosiasi yang
menguntungkan, namun lebih dari itu. Seorang selling person harus dapat membangun hubungan jangka panjang
yang saling menguntungkan dengan konsumen. Tidak hanya konsumen, melainkan
dengan para stakeholder yang terlibat di kegiatan usaha tersebut.
Kegiatan
relationship marketing adalah upaya kita untuk menarik, memelihara, dan
meningkatkan hubungan dengan konsumen. Menarik disini bisa dikatakan sebagai
langkah “perantara” dalam proses pemasaran. Sedangkan memelihara dan
meningkatkan adalah upaya kita untuk menjadikan konsumen loyal kepada produk
kita dan melayani konsumen sesuai dengan kebutuhan mereka. Intinya, dengan
relationship marketing ini, dipihak pengusaha dapat menghasilkan laba yang
besar dan tujuan dari masing-masing pihak pun akan tercapai dan merasa
terpuaskan. Tujuan khusus relationship
marketing adalah merancang hubungan jangka panjang dengan
konsumen/pelanggan untuk meningkatkan
nilai bagi kedua pihak; dan memperluas ide hubungan jangka panjang menjadi
kerjasama horisontal maupun vertikal secarapartnership.
Sementara
itu manfaat yang didapat oleh konsumen dengan adanya relationship marketing antara
lain social benefit dan
manfaat ekonomi. Manfaat ini social
benefit mencakup perasaan saling kenal/familiarity, pemahaman secara personal/personal recognition, persahabatan, rapport, dukungan sosial/social
support, menikmati hubungan pertemanan, dan meluangkan waktu dengan
teman. Sedangkan manfaat ekonomi, konsumen akan mendapatkan harga yang berbeda
dengan konsumen biasa. Manfaat lain dari relationship marketing adalah keamanan dan fungsional. Manfaat
fungsional meliputi penghematan waktu/time
saving, kemudahan/convenience,
nasehat/advice, dan pengambilan
keputusan lebih baik/better purchase
decision (Kussudyarsana, 2003).
Relationship
marketing memang memiliki dasar bahwa bagaimana usaha sales person untuk
melayani segala kebutuhan konsumen dan memberikan perhatian secara
terus-menerus. Namun relationship marketing tidak dapat diterapkan di segala
kondisi. Makadari itu, seorang sales person harus mengetahui dan mempelajari
konsumennya. Konsumen mana yang dapat merespon relationship marketing secara
menguntungkan sehingga apa yang dikerjakan tidak sia-sia.
SELLING
PERSON ROLE
Peran
seorang selling person akan
berbeda-beda di berbagai perusahaan. Sales person mungkin bisa berperan sebagai
pengambil pesanan atau pengemban tanggung jawab utama sebagai konsultan bagi
konsumen. Sales person harus memiliki fleksibilitas dalam mengerjakan peran
yang akan ia kerjakan dalam bauran pemasaran. Menurut Burnett (1993),
membagi tipe personal
sellingmenjadi lima, yaitu :
ü Responsive
selling. Salespeople
bertugas untuk memenuhi permintaan konsumen. Dalam tipe ini biasanya salespeople mengadakan perjalanan dan
menjumpai banyak pengecer.
ü Trade
selling. Salespeople
bertindak sebagai order taker
(menerima pesanan), tetapi lebih fokus pada pelayanan.
ü Missionary
selling. Tugas utamanya adalah
mempromosikan produk baru, kadang-kadang melakukan order taker.
ü Technical
selling. Salespeople menyelesaikan masalah konsumen
dengan keahlian dan pengalamannya.
ü Creative
selling. Biasanya berhubungan dengan
produk, menangani masalah-masalah serius dan memberikan solusi terbaik.
PERSONAL
SELLING MANAGERIAL
Para
sales person harus dikelola secara baik. Para sales person akan memiliki
kemampuan, motivasi, dan kinerja yang berbeda-beda. Mereka harus dikontrol
disatu divisi agar tujuan kerja mereka akan mudah untuk ditentukan, diawasi,
dan dievaluasi hasilnya.
Dari
awal perekrutan, kita harus mencari selling
person yang memiliki motivasi positif untuk bekerja sebagai selling person yang efektif. Mereka
harus bisa menjadi orang yang fleksibel, komunikatif, dan mau dilatih untuk
menjadi selling person yang
semakin lama semakin handal. Mereka adalah investasi perusahaan yang harus
dapat dimaksimalkan sumber dayanya.
Lalu
mendefinisikan proses penjualan yang akan mereka (selling person) jalankan. Mereka harus diberikan jabaran tugas
secara jelas sehingga mereka dapat bekerja dan memenuhi goals dari
masing-masing tugas secara baik. Disaat motivasi kerja mereka turun,
manager para selling person ini
harus bisa mengembalikan semangat kerja mereka. Memotivasi kembali para selling person sehingga mereka akan terus
produktif untuk mencapai target penjualan.
Setelah
mereka bekerja, masuklah ketahap evaluasi. Disini kinerja para selling person akan dihitung dan
dipertimbangkan, biaya yang mereka gunakan untuk melakukan penjualan hingga
perilaku selling person dalam
bekerja. Tentu dalam evaluasi ini sudah tersedia standar-standar yang dapat
menentukan seberapa berhasilkah kinerja para selling person. Namun, ada juga faktor-faktor yang tidak dapat
diukur secara perorangan. Dengan mengevaluasi strategi personal selling organisasi, maka manajemen akan mendapatkan
feedback dan mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi yang perlu dilakukan
tindakan korektif. Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu
sebagai berikut :
§
Prospecting,
yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
§
Targeting,
yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
§
Communicating,
yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan.
§
Selling,
yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan,
serta menjual produk kepada pelanggan.
§
Servicing,
yakni Memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
§
Information
gathering, yakni melakukan riset
dan intelijen pasar.
§
Allocating,
yaitu menentukan pelanggan yang akan ditujuh.
Penjual
yang ditugaskan untuk melakukan personal
selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
- Salesmanship
Penjual
harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni menjual,
seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi dan demonstrasi,
mengatasi penolakan pelanggan, dan mendorong pembelian.
-
Negotiating
Penjual
harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-syarat penjualan.
-
Relationship
marketing
Penjual
harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para pelanggan.
No comments:
Post a Comment