SALURAN
DISTRIBUSI
Saluran distribusi,
kadang-kadang disebut saluran perdagangan atau saluran pemasaran, dapat
didefinisikan dalam beberapa cara, Umumnya definisi yang ada memberikan
gambaran tentang saluran distribusi ini sebagai suatu rute atau jalur. Selama
suatu lembaga atau perusahaan menawarkan barang atau jasa, masalah distribusi
ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak
menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan distribusinya langsung
diarahkan oleh produsen kepada konsumennya. Namun tidak jarang para perantara
ini digunakan oleh produsen untuk mendistribusikan hasil produksinya kepada
pembeli akhir.
I.
Definisi Saluran
Distribusi
David A. Revzan mengatakan bahwa
Saluran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barangdari produsen
ke perantara dan.akhirnya sarnpai pada pemakai. Definisi tersebut masih
bersifat sempit. Istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik.
Akibatnya, definisi ini Iebih cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau
kombinasi antara barang dan jasa. Selain membatasi barang yang disalurkan,
definisi ini juga membatasi lembaga-lembaga yang ada. Definisi lain tentang
saluran pemasaran ini dikernukakan oleh The American Marketing Association,
yang menekankan tentang banyaknya lembaga yang ada dalam aliran/arus barang.
Asosiasi tersebut menyatakan bahwa Saluran merupakan suatu struktur unit
organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer,
pedagang besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa
dipasarkan. Definisi kedua ini lebih luas dibandingkan dengan definisi yang
pertama. Dengan memasukkan istilah struktur, definisi ini mempunyai tambahan
arti yang bersifat statis pada saluran dan tidak dapat membantu untuk
mengetahui tentang hubungan-hubungan yang ada antara masingmasing lembaga.
Definisi yang dipakai adalah definisi yang bersifat paling luas, dikemukakan
oleh C. Glenn Walters, bahwa Saluran adalah sekelompok pedagang dan agen
perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan phisik dan nama dari suatu
produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. Dari definisi tersebut
dapat diketahui adanya beberapa unsur penting, yaitu :
Ø
Saluran
merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan
kerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Ø
Karena
anggota-anggota kelompok terdiri atas beberapa pedagang dan beberapa agen, maka
ada sebagian yang ikut memperoleh nama dan sebagian yang lain
tidak.
Ø
Tujuan
dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Jadi pasar
merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
Ø
Saluran
melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan, yaitu mengadakan
penggolongan produk dan mendistribusikannya. Penggolongan produk menunjukkan
jumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat memberikan epuasan kepada
pasar.
II.
Definisi Manajemen
Saluran
Konsep tentang saluran pemasaran
disini berorientasi pada keputusan dimana fungsi-fungsi saluran tidak dapat
dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi itu sendiri
merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil
keputusan dalam kegiatan saluran. Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan
yang erat dengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripada saluran.
Jadi, menurut C. Glenn Walters, manajemen saluran dapat didefinisikan sebagai
berikut : Manajemen Saluran adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan
pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara
fisik maupun non fisik guna mencapai tujuan perusahaan dan berada di dalam
kondisi lingkungan tertentu.
III Alasan
Penting untuk Menggunakan Perantara
Perantara pemasaran ini merupakan
lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi.
Mereka itu adalah :
•
Perantara pedagang
•
Perantara agen
Pada
umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara adalah bahwa mereka ini dapat
membantu meningkatkan efisiensi distribusi. Kadangkadang sulit untuk melihat
adanya peningkatan efisiensi tersebut.
IV. Keuntungan
Menggunakan Perantara
Beberapa
keuntungan yang diperoleh bila menggunakan perantara, adalah :
~ Mengurangi
tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. produsen
cukup menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang
banyak.
~ Kegiatan
distribusinya cukup baik bila perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka
dipandang lebih baik karena memang tugas yang dilakukan hanyalah di bidang
distribusi.
~ Perantara
dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk
beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu rnenyediakannya.
~ Perantara
dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor
sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen untuk mencarinya.
~ Perantara
dapat membantu di bidang penyimpanan den menyediakan fasilitas-fasilitas
penyimpanan, seperti gudang fasilitas penyimpanan lainnya sehingga
sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen, dapat memenuhinya.
~ Perantara
dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk
melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan
pembelian tunai dan produsen.
~ Keuntungan
lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah :
~ Membantu dalam pencarian konsumen.
~ Membantu dalam kegiatan promosi.
~ Membantu dalam penyediaan informasi.
~ Membantu dalam pengepakan dan
pembungkusan.
~
Membantu dalam penyortiran.
V.
Perantara Pedagang
Pada dasarnya, perantara pedagang
(merchant middleman) bertanggung-jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya. Dalam hubungannya dengan pemindahan milik, kegiatan perantara
pedagang ini berbeda dengan lembaga lain yang termasuk dalam perantara agen,
seperti : perusahaan transport, perusahaan pergudangan dan sebagainya.
Adapun
lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan Perantara pedagang adalah :
1) Pedagang
besar (wholesaler)
Adalah sebuah unit usaha yang
membeli dan menjual kembali barangbarang kepada pengecer dan pedagang lain dan
atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak
menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir. Istilah pedagang besar
ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terikat dengan kegiatan
perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen
akhir.
2) Pengecer
(retailer)
Adalah sebuah lembaga yang
melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan
pribadi (non bisnis) Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang
berhubungan secara langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen
akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk keperluan usaha).
VI. Perantara
Agen
Perantara agen ini dibedakan
dengan perantara pedagang karena tidak mempunyai hak milik atas semua barang
yang ditangani. Agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan
jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi
barang, tetapi mereka tidak memiliki hak untuk memiliki barang yang
diperdagangkan Pada dasarnya perantara agen digolongkan kedalam dua kelompok,
yaitu :
§ Agen
Penunjang ( Facilitating agent)
Merupakan
agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan
jasa. Pembagiannya adalah sebagai berikut :
Agen
pengangkutan borongan (Bulk transportation agent)
Agen
penyimpanan (Storage agent)
Agen
pengangkutan khusus (Speciality Shipper)
Agen
penjualan dan pembelian (purchase dan sales agent)
Kegiatan
agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang sedemikian rupa
sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual. Jadi agen penunjang
ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak.
§ Agen
Pelengkap (Supplemental agent)
Agen
ini berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan
tujuan memperbaiki adanya kekurangankekurangan. Apabila pedagang atau lembaga
lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran
barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya
antara lain :
Jasa
Pembimbingan/ konsultasi
Jasa
financial
Jasa
informasi
Jasa
khusus
Berdasarkan
macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap dapat digolongkan ke
dalam :
a.
Agen yang membantu dibidang keuangan, seperti bank
b.
Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan, lembaga
penelitian, dokter
c.
Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, surat kabar,
radio
d.
Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan diatas.
VII. Beberapa
Alternatif Distribusi
Beberapa alternatif distribusi
yang akan dibahas disini didasarkan pada jenis barang dan dan segmen pasarnya,
yaitu :
s Barang konsumsi,
ditujukan untuk segmen pasar konsumen.
s Barang Industri,
ditujukan untuk segmen pasar industri.
Kedua
macam barang tersebut memerlukan saluran distribusi yang berbeda karena segmen
pasar yang dituju juga berbeda. Namun demikian dapat juga dipakai satu macam
saluran untuk kedua produk tersebut. Hal ini
dimungkinkan
karena satu jenis barang dapat digolongkan kedalam barang konsumsi maupun
barang industri. Sebagai contoh : Tekstil, dapat digunakan oleh perusahaan
konveksi kecil sebagai bahan bakunya (termasuk barang industri), tetapi juga
dapat dibeli oleh konsumen rumah tangga (termasuk barang konsumsi) untuk
keperluan sendiri. Untuk mencapai segmen pasar industri atau segmen pasar
konsumen, produsen tekstil dapat memakai saluran distribusi yang sama, yaitu
melalui pedagang besar dan pengecer.
1.
Saluran Distribusi
Barang Konsumsi
Dalam penyaluran barang konsumsi
yang ditujukan untuk pasar konsumen, terdapat lima macam saluran. Pada setiap
saluran, produsen mempunyai alternatif yang sama untuk menggunakan kantor dan
cabang penjualan.
Adapun macam-macam saluran distribusi barang konsumsi adalah:
1) Produsen
– Konsumen
Ini adalah saluran yang paling
pendek, dan paling sederhana. Tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
menjual barang yang dihasilkan melalui Pos atau langsung mendatangi rumah
konsumen. Disebut juga saluran distribusi langsung.
2) Produsen
– Pengecer – Konsumen
Disini pengecer besar langsung
melakukan pembelian pada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan
toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen.
3) Produsen
– Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Saluran seperti ini banyak
digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional.
Disini Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja.
4) Produsen
– Agen – Pengecer – Konsumen
Disini Produsen memilih agen
sebagai penyalurnya. Dia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer
besar.
5) Produsen
– Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi,
produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya
kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.
2.
Saluran Distribusi
Barang Industri
Ada empat macam saluran yang
dapat digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat macam saluran
distribusi tersebut adalah :
1) Produsen – Pemakai Industri
Saluran distribusi dari produsen
ke pemakai industri merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut juga
saluran distribusi langsung. Saluran semacam ini cocok untuk barang-barang
industri seperti : lokomotif,
kapal, pesawat terbang, dll.
2) Produsen
– Distributor Industri – Pemakai industri
Produsen barang-barang jenis
perlengkapan operasi dan aksesories atau equipment kecil dapat menggunakan
distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat
menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara lain : produsen
bahan bangunan, produsen alat-alat untuk pembangunan, produsen alat pendingin
udara.
3) Produsen
– Agen – Pemakai Industri
Biasanya saluran distribusi
semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran.
Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah
pemasaran baru, lebih suka menggunakan agen.
4) Produsen
– agen – Distributor Industri – Pemakai Industri
Saluran distribusi ini dapat
digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit
penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain itu faktor
penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen
penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.
VIII. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran
Produsen harus memperhatikan
berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran
distribusi. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Pertimbangan Pasar
Karena
saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka
keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Beberapa
faktor pasar yang perlu diperhatikan adalah :
1)
Konsumen / pasar
industri
Apabila pasarnya berupa pasar
industri maka perusahaan jarang/ bahkan tidak pernah menggunakan pengecer dalam
saluran distribusinya. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, maka
perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran.
2)
Jumlah pembeli
potensial
Jika jumlah konsumen relative
kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara
langsung pada pembeli.
3)
Konsentrasi pasar
secara geografis
Untuk daerah konsentrasi yang
mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan
distributor industry.
4)
Jumlah pesanan
Jika volume yang dibeli oleh
pemakai produk tidak begitu besar atau relative kecil, maka perusahaan dapat menggunakan
distributor industri.
5)
Kebiasaan dalam
pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen
akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam
penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini antara lain :
s
kemauan
untuk membelanjakan uangnya
s
tertariknya
pada pembelian dengan kredit
s
lebih
senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali
s
tertariknya
pada pelayanan penjual
2.
Pertimbangan Barang
Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang ini antara lain :
1)
Nilai unit
Jika nilai unit dari barang yang
dijual relative rendah maka produsen cenderung untuk menggunakan saluran
distribusi yang panjang. Tetapi jika nilai unitnya relative tinggi maka saluran
distribusinya pendek atau langsung.
2)
Besar dan berat barang
Manajemen harus mempertimbangkan
ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan dimana
besar dan berat barang sangat menentukan. Jika ongkos angkut terlalu besar
dibandingkan dengan nilai barangnya sehingga terdapat beban yang berat bagi perusahaan,
maka sebagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi, perantara
ikut menanggung sebagian dari ongkos angkut.
3)
Mudah rusaknya barang
Jika barang yang dijual mudah
rusak maka perusahan tidak perlu menggunakan perantara. Jika ingin menggunakannya
maka harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup
baik
4)
Sifat teknis
Beberapa jenis barang industri
seperti instalasi biasanya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri.
Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai
masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
5)
Barang standard dan
pesanan
Jika barang yang dijual berupa
barang standard maka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur. Kalau barang
yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu memelihara
persediaan.
6)
Luasnya product line
Jika perusahaan hanya membuat
satu macam barang saja, maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah
baik. Tetapi jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat menjual langsung
kepada para pengecer.
3.
Pertimbangan
Perusahaan
Pada
segi perusahaan, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
1)
Sumber pembelanjaan
Penggunaan saluran distribusi
langsung atau pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh
karena itu, saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukan oleh
perusahaan yang kuat dibidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat kondisi
keuangannya akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih panjang.
2)
Pengalaman dan
kemampuan manajemen
Suatu perusahaan yang menjual
barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, lebih suka menggunakan
perantara. Hal ini disebabkan karena umumnya para perantara sudah mempunyai
pengalaman, sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari mereka.
3)
Pengawasan saluran
Pengawasan akan lebih mudah
dilakukan bila saluran distribusinya pendek. Jadi, perusahaan yang ingin
mengawasi penyaluran barangnya cenderung memilih saluran yang pendek walaupun
ongkosnya tinggi.
4)
Pelayanan yang
diberikan oleh penjual
Jika produsen mau memberikan
pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase (ruang peragaan),
mencarikan pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia
menjadi penyalurnya.
4.
Pertimbangan Perantara
Pada
segi perantara, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
1)
Pelayanan yang
diberikan oleh perantara
Jika perantara mau memberikan
pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan,
maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur.
2)
Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai
penyalur apabila ia dapat membawa barang produsen dalam persaingan, dan selalu
mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang baru
3)
Sikap Perantara
terhadap kebijaksanaan produsen
Kalau perantara bersedia menerima
resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko turunnya harga, maka
produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat memperingan tanggung
jawab produsen dalam menghadapi berbagai macam resiko.
4)
Volume penjualan
Dalam hal ini , produsen cenderung
memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya dalam volume yang besar untuk
jangka waktu lama.
5)
Ongkos
Jika ongkos dalam penyaluran
barang dapat lebih ringan dengan digunakannya perantara, maka hal ini dapat
dilaksanakan terus.
IX. Menentukan Banyaknya Penyalur
Setelah menentukan banyaknya
saluran distribusi yang akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan
jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam
hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu :
1. Distribusi
Intensif
Distribusi Intensif ini dapat
dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha
menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan
mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan
konsumen. Sedangkan untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya
terbatas untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya, seperti
obeng, minyak pelumas, dan lainnya.
2. Distribusi
Selektif
Perusahaan yang menggunakan
distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang besar/ pengecer
yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk
memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang
industri jenis accessory equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini
dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan
volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas.
3. Distribusi
Eksklusif
Distribusi eksklusif ini
dilakukan oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau
pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual
produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya,
distribusi eksklusif ini banyak dipakai :
ü Untuk barang-barang
special
ü Apabila penyalur
bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa
dalam memilih produk yang akan dibelinya
ü Apabila produk yang
dijual memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi, dsb),
misalnya alat pendingin udara (AC), almari es dll.
Setelah diketahui panjangnya
saluran dan banyaknya penyalur yang digunakan oleh produsen. Secara keseluruhan
dapat diadakan pembandingan untuk jenis-jenis barang konsumsi.
X.
Pengendalian Saluran Distribusi
Pengendalian saluran distribusi
dapat menjadi suatu masalah yang sulit bagi perusahaan yang mengandalkan fungsi
perdagangan besar dan eceran pada penyalur tertentu saja (penyalur independen).
Karena penyalur independent tersebut melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk
kepentingan sendiri, artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang
dapat meningkatkan laba mereka. Produsen yang menjual melalui penyalur
indipenden tersebut harus dapat merancang produk dan program pemasaran yang
menarik. Untuk membuat
agar penyalur independent dapat lebih terikat pada produsen, maka produsen
harus mengambil beberapa kebijaksanaan seperti :
1)
Produsen
harus menyatakan bahwa tugasnya tidak berakhir pada saat produk terjual, tetapi
masih perlu memberikan pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir.
2)
Produsen
harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi penyalur merupakan masalah bagi
produsen dan tidak dapat diabaikan jika ingin mempertahankan posisi pasarnya.
3)
Produsen
harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi dan servis lain yang
diberikannya kepada para pembeli.
4)
Produsen
harus dapat memberikan semangat kepada penyalur dengan memberi sejumlah
insentif. Beberapa teknik pemberian insentif yang dapat digunakan antara lain :
·
Konsesi
harga
·
Bantuan
keuangan
·
Proteksi
XI. Teknik
yang dipakai untuk membina kerjasama penyalur
Untuk membina kerjasama yang baik
dengan penyalur maka perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik berikut ini :
§ Konsesi
Harga :
1.
Struktur Potongan
Potongan dagang
Potongan kuantitas
Potongan tunai
Potongan musiman
Pembebasan ongkos
angkut
Pengurangan ongkos
angkut
Penghargaan
promosional
2.
Pengganti Potongan
Alat-alat peraga
Program latihan
Program pengawasan
persediaan
Bantuan teknis
Pemberian catalog
Jasa konsultasi
manajemen
§ Bantuan
Keuangan :
1.
Pinjaman Berjangka
2.
Pembelian kredit
§ PROTEKSI
:
1.
Proteksi harga
2.
Proteksi persediaan
3.
Proteksi territorial (distribusi selektif dan eksklusif)
No comments:
Post a Comment